Sobat, kalau ngomongin investasi, emas hampir selalu masuk daftar favorit. Alasannya sederhana: aman, mudah, dan tahan krisis.
Dari zaman kakek-nenek sampai sekarang, logam mulia ini tetap jadi pilihan utama buat orang yang ingin menjaga nilai kekayaan mereka.
Menariknya, hingga tahun 2025 ini, kinerja emas masih menunjukkan performa yang solid – meski dunia lagi dihantam inflasi tinggi dan suku bunga yang bikin banyak investor waswas.
Setiap kali saham, obligasi, atau bahkan kripto bikin deg-degan, emas justru jadi tempat pelarian yang menenangkan.
Nggak heran, saat bayang-bayang resesi global menghantui beberapa tahun terakhir, permintaan emas melonjak tajam.
Apalagi sekarang sudah ada fitur cicilan dan tabungan emas digital, jadi kamu bisa mulai investasi tanpa harus keluar modal besar.
Kelebihan dan Kekurangan Investasi Emas
Seperti halnya instrumen investasi lain, emas juga punya dua sisi mata uang: ada untungnya, ada tantangannya. Yuk, kita bahas satu per satu biar kamu bisa menilai dengan lebih bijak.
Kelebihan Investasi Emas
1. Stabilitas Harga dalam Jangka Panjang
Menurut data World Gold Council, harga emas rata-rata naik sekitar 11% per tahun selama 20 tahun terakhir.
Bahkan saat ekonomi global bergejolak, nilai emas cenderung tetap bertahan. Inilah kenapa emas disebut aset pelindung kekayaan (safe haven).
2. Tahan Inflasi
Ketika inflasi melonjak dan harga kebutuhan pokok naik, emas justru ikut terkerek naik. Artinya, nilai uangmu tetap “aman” karena emas bisa menjaga daya beli dari waktu ke waktu.
3. Mudah Dicairkan
Emas termasuk aset yang sangat likuid. Kamu bisa menjualnya kapan pun – di toko emas, pegadaian, atau lewat aplikasi investasi emas digital. Prosesnya cepat dan sederhana.
Kekurangan Investasi Emas
1. Tidak Menghasilkan Pendapatan Pasif
Berbeda dengan saham yang bisa kasih dividen atau deposito yang menghasilkan bunga, emas hanya menguntungkan saat kamu menjualnya.
Jadi, emas lebih cocok untuk menjaga nilai aset, bukan menambah penghasilan bulanan.
2. Kurang Ideal untuk Jangka Pendek
Harga emas memang cenderung naik, tapi pergerakannya lambat. Kalau kamu berharap cuan cepat dalam hitungan bulan, investasi emas bisa terasa “kurang greget.”
3. Nilai Spread Cukup Tinggi
Spread adalah selisih antara harga jual dan beli emas. Karena perbedaan ini cukup besar, kamu perlu sabar menunggu harga naik signifikan agar bisa meraih keuntungan bersih.
Jenis-Jenis Investasi Emas
Sekarang investasi emas nggak cuma soal beli batangan lalu simpan di brankas. Ada banyak pilihan yang bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan finansialmu.
1. Emas Fisik
Bentuk paling klasik – bisa berupa batangan, koin, atau perhiasan. Biasanya, emas batangan lebih ideal untuk investasi karena nilainya stabil dan mudah dijual kembali.
Sedangkan emas perhiasan punya nilai jual lebih rendah karena terkena biaya pembuatan atau “markup.”
2. Tabungan Emas Digital
Cocok banget untuk pemula yang ingin investasi ringan. Lewat bank, pegadaian, atau aplikasi resmi seperti Tokopedia Emas, Pluang, atau Pegadaian Digital, kamu bisa mulai menabung emas dari Rp5 ribu aja!
Nilai tabungan akan dikonversi otomatis ke berat emas, jadi kamu bisa menambahnya sedikit demi sedikit.
3. Dana Emas (Reksa Dana & ETF)
Kalau kamu nggak ingin repot pegang fisik, bisa pilih reksa dana emas atau ETF emas. Di sini kamu berinvestasi lewat manajer investasi yang menempatkan dana pada aset berbasis emas.
Likuiditas tinggi, risiko lebih terukur, dan cocok untuk investor yang ingin diversifikasi portofolio.
4. Kontrak Berjangka Emas (Gold Futures)
Jenis ini cocok untuk kamu yang sudah berpengalaman dalam trading. Risikonya tinggi karena melibatkan leverage dan pergerakan harga jangka pendek.
Kalau analisismu tepat, keuntungannya bisa besar. Tapi kalau salah langkah, bisa rugi dalam waktu singkat.
Tips Jitu Memulai Investasi Emas
Sudah yakin mau mulai investasi emas? Nah, biar langkahmu makin mantap dan hasilnya maksimal, ikuti tips berikut ini:
1. Tentukan Tujuan dan Jangka Waktu
Emas paling cocok untuk investasi jangka panjang – minimal 5–10 tahun. Tentukan dulu apakah tujuannya untuk tabungan pendidikan, pensiun, atau dana darurat.
2. Perhatikan Harga Emas
Harga emas punya siklus naik dan turun. Kamu bisa beli saat harga sedang turun (buy the dip) dan jual ketika naik agar keuntungan terasa maksimal.
3. Pilih Tempat Investasi yang Terpercaya
Beli emas di tempat resmi seperti Pegadaian, ANTAM, UBS, bank terpercaya, atau aplikasi investasi yang diawasi Bappebti.
Hindari transaksi di tempat tidak jelas karena berisiko penipuan.
4. Mulai dari Nominal Kecil tapi Konsisten
Jangan tunggu punya uang banyak dulu. Mulai dari kecil, misalnya Rp5 ribu – Rp50 ribu per minggu, lewat tabungan emas digital.
Kuncinya bukan seberapa besar modalnya, tapi seberapa konsisten kamu menabung.
Emas masih jadi investasi paling stabil dan terpercaya di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Kinerjanya yang tahan inflasi, mudah dicairkan, dan diakui di seluruh dunia membuatnya jadi aset wajib dalam portofolio keuangan siapa pun.
Tapi ingat, emas bukan jalan pintas untuk cepat kaya. Ia adalah penjaga nilai kekayaan jangka panjang.
Mulailah dari nominal kecil, pilih platform resmi, dan konsisten – maka emas bisa jadi tabungan masa depan yang berkilau.







